Tentang kisah konyol dan inspiratif dalam rumah tangga

18.55

Kekuatan Cermin dan BB Cream

by , in
Kekuatan Cermin dan BB Cream
Perempuan itu senang jika dirinya menjadi baik, sebab itulah dia rajin melihat kekurangan dirinya. Akan lebih bagus jika diiringi dengan amal baik.
"Tahu nggak Bah, kenapa perempuan itu selalu suka bercermin?" Tanyaku pagi ini ke suami, saat sedang mengaplikasikan pelembab wajah.

"Kenapa?" Abah balik tanya.

Kenapa sih, perempuan kalau nemu cermin besar, naluri untuk bercermin sambil motret diri selalu muncul? Atau kalau nemu cermin apapun itu, di mana pun, seperti otomatis ingin menatap pantulan diri di cermin. Entah untuk benerin kerudung, pakai bedak, lipstik, eye shadow, maskara, apalagi alis. Kalau nggak lihat cermin, kurang afdhol begitu.

Tiada hari tanpa bercermin. Masuk kamar ada cermin, diliriknya tuh cermin. Mau naik motor lihat spion, sempet-sempetnya lirik spion. Bahkan ketika nggak ada cermin pun, buka kamera HP, bagian depan. Biar abis bercermin, langsung selfie.

Kenapa sih perempuan itu selalu dekat dengan cermin? Bahkan bahasa Arabnya saja mirip. Mar'ah (perempuan) dan Mir'ah (cermin). Sampai ibu tirinya Snow White aja bisa jahat gitu karena terobsesi sama cermin.

"Karena, perempuan itu nggak bisa lihat kesalahannya sendiri. Dia baru akan percaya bahwa dia salah, jika sudah melihat cermin. Salah make-up misalnya." Jawabku ngasal. Karena sering kejadian meski kerudungnya menyon, atau alisnya tinggi sebelah, gak bakal tahu sebelum lihat cermin. Jadi dia nggak akan ngerasa salah (meskipun dia salah) sebelum ada orang yang memberi tahu bahwa dia salah!

Lalu, walaupun dia sudah tahu bahwa dia salah, ternyata yang dilakukannya bukan dengan mudahnya mengaku, tapi malah pakai rumus BB Cream!

"Terus, tahu nggak Bah kenapa perempuan itu suka pakai make-up. Misalnya BB cream ini?" Tanyaku lagi.

"Kenapa?"

"Karena perempuan itu, meski dia udah salah, atau punya banyak kekurangan, dia pengen selalu tampil sempurna di depan orang lain. Dia nggak mau orang lain tahu kekurangannya, juga kesalahannya. Makanya itu dia tutupi. Seperti fungsi BB Cream ini, menyamarkan flek hitam di wajah. Seringnya kan perempuan kalau udah dandan mah cetar, beda sama aslinya."

"Ya ya ya...." Sahut Abah.

Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk, ia tidak bisa lurus untukmu di atas satu jalan. Bila engkau ingin bernikmat-nikmat dengannya maka engkau bisa bernikmat-nikmat dengannya namun padanya ada kebengkokan. Jika engkau memaksa untuk meluruskannya, engkau akan memecahkannya. Dan pecahnya adalah talaknya.” (HR. Muslim)


Sekian obrolan pagi yang anggap saja penuh filosofi ini. Kalau benar semoga bermanfaat, kalau salah tolong ingatkan saya. Silakan like dan share jika bermanfaat. (*)

Salam Cermin
Yuni Astuti
18.40

#NHW2 Membangun Komunitas

by , in
Menjadi bagian dari komunitas Ibu Profesional adalah sebuah kebahagiaan, sebab saya bisa berkumpul dengan para ibu pembelajar yang kesemuanya hebat. Selama ini team work yang sudah berjalan sangat baik, perlu ditingkatkan supaya lebih kompak.

Hal yang perlu diperbaiki mungkin adalah kita harus sering bertemu. Saat ini sudah intens sebenarnya, tinggal ditambah saja waktunya supaya semua elemen pengurus dan member bisa berperan serta dalam kemajuan komunitas.

Konflik pasti ada, baik kecil maupun besar. Namun semua itu lenyap karena kita punya visi dan misi yang sama. Yakni membangun peradaban masa depan yang lebih baik.

Mimpi saya untuk Ibu Profesional adalah komunitas ini menjadi motor perubahan untuk Indonesia yang lebih baik. Serta, dengan bertambah majunya komunitas yang baik ini, saya harapkan semua member berpartisipasi aktif supaya bisa terjadi regenerasi pengurus.
09.18

NHW #1 Menjadi PJ Rumah Belajar Menulis

by , in

NHW #1 Menjadi PJ Rumah Belajar Menulis


Awalnya saya bingung apa yang harus saya lakukan untuk menjadi PJ Rumah Belajar Menulis, merasa tidak sanggup menghandle amanah ini. Namun Bismillah saya tetap menerimanya. 

Apa sih yang member butuhkan saat mereka memutuskan masuk rumah belajar menulis? Apa sih yang mereka harapkan setelah mengikuti pembelajaran di Rumah Belajar Menulis ini? Saya khawatir mereka tidak mendapatkan hasil apa-apa. 

We Need Partner

Sempat ada kevakuman beberapa waktu lamanya, di dalam Rumah Belajar Menulis tidak ada kegiatan apapun. Saya sempat berniat ingin mengundurkan diri, tetapi saya berusaha istiqomah. Alhamdulillah datanglah partner hebat itu, Teh Winda yang menemani langkah kaki saya. Mulailah kami membuat program-program yang ternyata disambut antusias oleh member. Membuat challenge 31 Hari Menulis di sosial media pun ramai. Sampai saya kewalahan saat diminta mengoreksi karya. Sekarang partner bertambah dua. Mbak Niya dan Bu Senny. Mereka semua adalah orang-orang hebat yang Allah kirimkan untuk memajukan Rumah Belajar Menulis.

Proyek Antologi Buku

Membuat antologi buku adalah proyek rutin dari Rumah Belajar Menulis. Sudah ada dua buku sebelumnya yang digarap setelah mengikuti kelas menulis intensif berbayar, yang ketiga ini "Kisah Bunda Menginspirasi Semesta" dibuat tanpa kelas intensif itu. Untuk mencetaknya juga tanpa sokongan dari regional. Jadi kami harus fight bagaimana pun caranya agar buku bisa cetak tepat waktu.

Oleh sebab itulah, kami berpikir, alangkah bagusnya jika kami mempunyai uang kas rumbel. Ya untuk kepentingan semacam ini. Mencetak buku membutuhkan modal cukup besar, dan menghilangkan program ini juga tidak mungkin. Padahal, sempat kerepotan mengumpulkan dana dari para pemesan buku. 

Semoga ke depannya Rumah Belajar Menulis bisa terus eksis dan memberi manfaat bagi para member. Semoga semua member bisa berbahagia berada di dalam Rumah Belajar Menulis ini.
06.05

Aliran Rasa Menjadi Pengurus Ibu Profesional

by , in
Tak terkatakan. Aku tak sanggup menjabarkan betapa bahagianya menjadi bagian dari Ibu Profesional. Ilmu kerumahtanggaan dan pengasuhan anak begitu banyak. Maka menjadi pengurus adalah bonus yang sangat asyik.

Tidak hanya mendapat ilmu menjadi istri dan ibu, tetapi juga ikut mengatur kesuksesan jalannya organisasi ini. Keren banget lah Mak.

Ada banyak teman yang bahu-membahu di bidangnya masih. Ada yang hobi menjahit, jadi instruktur jahit. Member pun jadi pandai membuat pakaian sendiri. Ada yang hobi dandan, maka dia mengajarkan emak-emak lainnya dandan juga biar sama-sama cantik. Ada pula emak yang hobi memasak, dia ciptakan resep masakan enak lalu mengajari emak lainnya memasak. Seru lah.

Sesuai tagline Ibu Profesional: Berbagi dan melayani. Jadi Ibu Profesional itu, terutama pengurus akan selalu berusaha yang terbaik demi keberlangsungan Ibu Profesional. Memajukan para emak agar profesional sebagai istri, ibu dan anggota masyarakat. Aku bangga jadi pengurus. Bangga berada di lingkungan Ibu Profesional.